Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Pemerhati dan pelaku pembangunan ulang Pasar tradisional. Ya, itulah saya, yang 5 tahun terakhir konsen untuk mendedikasikan aktivitas bisnis dan Grup usaha dalam rangka melayani pedagang tradisional untuk mendapatkan haknya kembali menikmati Pasar Tradisional yang bersih, nyaman dan aman, layaknya Pasar Modern lainnya. Mereka bisa, seharusnya PASAR TRADISIONAL juga BISA!!!!!!! ITQONI GROUP sudah membuktikannya DUA KALI!!!!

Rabu, 13 Mei 2009

Pasar Modern VS Pasar Tradisional

Untuk menghidupkan pasar tradisional, pemerintah tengah membuat konsep sabuk koridor pasar yang menggabungkan potensi pasar dengan potensi wisata.

Konsep sabuk koridor pasar ini mencontoh penerapan di luar negeri seperti Tanglin Road-Orchard Road di Singapura, Bras Basah-Marina Bay di Singapura, Fifth Avenue di Amerika, Champs-Elysees di Perancis, Via Vanetto di Italia, Ginza di Jepang, Nanjing Road Shanghai. Di belakang Champs-Elysees banyak pedagang tradisional yang menjajakan barang dagangannya.

Seperti halnya Bus TransJakarta, pemerintah sudah menyediakan 2 koridor pengembangan pasar tradisional di Jakarta.

Demikan disampaikan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu saat membuka rakernas Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (Asparindo) di Hotel Aryaduta, Jalan Prapatan, Jakarta, Selasa (17/6/2008).

Koridor pasar dipilih sengaja yang berdekatan terlebih dulu dengan jarak tidak lebih dari 2 km.

Misalnya koridor 1 yang menghubungkan Pasar Mayestik-Taman Puring-Barito dan Blok M. Interkoneksi yang mengkombinasikan pasar tradisional (kebutuhan dasar) dengan keunikan dari pasar barang loakan, pasar burung, dan beberapa taman. Jarak jalan di koridor ini sepanjang 1,54 km.

Koridor kedua yakni Pasar Blok A-Menara Air-Dharmawangsa Square dan Panglima Polim. Interkoneksi ini akan mengkombinasikan pasar tradisional dengan bangunan historis, toko modern dan toko peralatan rumah tangga di jalan Panglima Polim. Jarak jalannya 1,02 km.

"Salah satu cara untuk menghidupkan kembali pasar tradisional adalah dengan membuat koridor pasar dengan saling interkoneksi antara satu pasar dengan pasar yang lain, sehingga memiliki keunikan yang saling melengkapi seperti pasar seni pasar ikan, dan pasar handicraft," ujarnya.

Mendag yakin interkoneksi antara pasar ini bisa menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Sementara it Direktur Bina Pasar dan Distribusi Depdag Gunaryo menyatakan konsep ini sudah dibuat cukup lama dan sudah disosialisasikan ke Gubenur DKI Jakarta, namun Pemprov DKI belum memberikan respons yang cukup. 

Tidak ada komentar: