Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Pemerhati dan pelaku pembangunan ulang Pasar tradisional. Ya, itulah saya, yang 5 tahun terakhir konsen untuk mendedikasikan aktivitas bisnis dan Grup usaha dalam rangka melayani pedagang tradisional untuk mendapatkan haknya kembali menikmati Pasar Tradisional yang bersih, nyaman dan aman, layaknya Pasar Modern lainnya. Mereka bisa, seharusnya PASAR TRADISIONAL juga BISA!!!!!!! ITQONI GROUP sudah membuktikannya DUA KALI!!!!

Jumat, 18 Juni 2010

DPRD Kota Batu Protes Calon Investor Pembangunan Pasar

Batu (beritajatim.com) - Pembangunan Pasar Besar Kota Batu yang rencananya akan digarap oleh PT Panglima Capitalitqoni (PTPCI) Jakarta� terus menuai protes dari berbagai kalangan.

Baik protes dari para pedagang sendiri maupun dari pihak lembaga dewan setempat. Protes dari lembaga dewan disampaikan langsung oleh ketua DPRD Kota Batu Suliadi.

Menurutnya, dewan sendiri tidak mempersoalkan pembangunan Pasar Besar Kota Batu. "Asal pihak investor tidak merugikan para pedagang yang ada," katanya.

Suliadi menegaskan, bahwa pihaknya tidak pernah diajak komunikasi dan koordinasi dalam rencana pembangunan Pasar Besar itu. Baik oleh calon investor, maupun oleh pihak eksekutif. "Mendengar nama PT Panglima Capitalitqoni (PTPCI) saja baru sekarang, apalagi diajak koordinasi,"akunya.

Yang jelas kata politisi dari PDIP ini, secara formal, lembaga dewan tidak pernah didatangi, diajak bicara terkait pembangunan pasar besar Kota batu itu.

"Hanya, seingat saya, dewan pernah diundang oleh calon investor dalam acara sosialisasi, langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh PT Panglima Capitalitqoni (PTPCI). Secara formal tidak ada komunikasi,” tegasnya.

Lebih lanjut Suliadi menjelaskan, seharusnya, pihak calon investor itu harus banyak melakukan sosialisasi kepada pedagang dan pihak instansi terkait seperti Himpunan Pedagang Pasar (HPP).

Agar pedagang dan semua instansi terkait dapat memahami secara utuh rencana pembanguanan pasar itu. Dari temuan anggota dewan dilapangan, rencana pembangunan pasar besar yang rencananya akan menelan biaya senilai Rp 150 Miliar, yang akan diambilkan dari dana APBN ini banyak ditolak para pedagang.

"Tetapi, tidak sedikit pedagang yang menerimanya. Kalau saya secara tegas, tidak masalah dibangun, asal tidak merugikan pedagang,” tegasnya lagi.

Selain itu, Suliadi juga menyampaikan bahwa dewan tidak banyak menyikapi rencana pembangunan pasar itu, bukan karena tutup mata. Tetapi memang karena tidak diajak komunikasi oleh investor dan eksekutif.

"Dewan sebagai wakil rakyat, tetap akan selalu memperjuangkan rakyat," ujarnya.

Protes kepada pihak calon investor akibat kurangnya komunikasi dan koodinasi dengan lembaga dewan juga disampaikan ketua Komisi B Hari Purwanto. "Harapan saya pihak calon investor harus mengkomunikasikan secara utuh dengan lembaga dewan. Sosialisasinya kepada para pedagang harus optimal. Begitu juga dengan pihak Himpunan Pedagang Pasar (HPP)," katanya.

Seperti diberitakan beritajatim.com sebelumnya, calon investor mengaku tidak melakukan langkah mundur meski ada penolakan dari sejumlah pedagang. Pihaknya tetap melakukan sosialisasi sehingga pembangunan tetap bisa dilakukan segera.

"Tidak apa-apa. Jika ada pedagang melakukan penolakan hingga melakukan langkah-langkah pengumuman investor tidak boleh masuk, itu adalah hak mereka," ungkap Irwan Khalis, Direktur PT Panglima Capitalitqoni (PTPCI).

Jika pedagang langsung setuju ketika ada investor masuk, hal itu adalah luar biasa. ‘’Kalau semua langsung setuju, itu namanya mukjizat. Jadi, kami harus bersabar dalam menawarkan konsep rencana pembangunan pasar besar di Kota Batu ini,’’ terangnya.[ain/ted

Selasa, 15 Juni 2010

Calon Investor Pasar Batu Siap Dialog

Batu, Bhirawa
Penolakan pedagang Pasar Kota Batu yang tergabung dalam Himpunan Pedagang Pasar (HPP) tak menyurutkan langkah calon investor pembangunan Pasar Batu untuk mundur.
Calon investor dari Jakarta ini tetap akan melakukan sosialisasi kepada pedagang, sehingga pembangunan dapat segera dimulai. ''Kita menghargai sikap sejumlah pedagang yang melakukan penolakan hingga melakukan langkah-langkah memasang poster penolakan terhadap masuknya investor. Itu hak mereka,'' ungkap, Direktur PT Panglima Capitalitqoni (PTPCI), Irwan Khalis, Selasa kemarin (15/6).
Investor yang juga membangun Pasar Johar Semarang ini sebenarnya siap dialog dengan pedagang. Dengan dialog itu kedua belah pihak akan sama-sama tahu keinginan pengembangan pasar yang diinginkan. ''Selama mereka masih bisa diajak bicara, hal itu lebih baik, '' tukasnya saat ditemui di Balai Kota Batu.
Calon investor yang masih melakukan sosialisasi ini malahan siap dihakimi ketika dialog. Jika calon investor itu melakukan kesalahan terhadap pedagang hingga investor tidak boleh masuk, hal itu juga harus dijelaskan. Selain itu calon investor masih melakukan.
Sebuah penawaran tentu tidak akan langsung diterima. Pedagang juga masih butuh keyakinan untuk menerima pembangunan itu. Irwan juga menyebut, pedagang Pasar Batu berjumlah ribuan. Setiap orang tentu memiliki pendapat masing-masing untuk menanggapi masalah pembangunan hingga konsep yang ditawarkan investor. Makanya dia menanggapi wajar jika ada pedagang yang menolak atau menerima pembangunan.
''Berdasarkan pengalaman, pedagang tentu tidak semua langsung mengiyakan ketika kami berusaha membangun. Masalahnya pedagang berjumlah ribuan dan mereka memiliki pendapat yang tentu berbeda-beda,'' tambahnya.
Jika pedagang langsung setuju ketika ada investor masuk, hal itu adalah luar biasa. ''Kalau semua langsung setuju, itu namanya mukjizat. Jadi kami harus bersabar dalam menawarkan konsep,'' pungkasnya.

Jumat, 11 Juni 2010

APBD Tak Cukup untuk Bangun Pasar

BATU – Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko siap berdialog dengan pedagang Pasar Batu, terkait permasalahan atas rencana pembangunan pasar. Pertemuan itu tentu berguna untuk mencari solusi yang tepat, sebelum pembangunan dilakukan.
‘’ Siapa saja kan boleh bertemu. Kalau pedagang ingin ketemu, ya monggo saja. Namun harus dicari waktunya yang tepat,’’ ungkap Eddy Rumpoko kepada Malang Post.
Mengenai rencana pertemuan dengan pedagang itu sendiri, bukan hal yang baru. Sejak di dilantik menjadi Wali Kota Batu tiga tahun lalu, langsung berkunjung ke pasar dan bertemu langsung dengan kalangan pedagang. Banyak masukan yang didapat, termasuk permintaan pembenahan yang saat itu disuarakan pedagang.
Wakil Ketua DPD PDIP Jatim ini menyebutkan, pihaknya sudah mengetahui permasalahan pedagang. Malahan sejumlah pedagang yang menolak kedatangan investor dengan dituangkan dalam pengumuman berisi investor dilarang masuk pasar, pihaknya juga sudah mengetahuinya.
Eddy sebenarnya sangat menginginkan kondisi pasar memiliki perkembangan yang pesat. Malahan Pasar Batu juga menjadi pusat grosir selain perdagangan ritel. Jika Pasar Batu sudah menjadi pusat grosir untuk buah hingga sayuran, hal itu bisa dikembangkan ke grosir lainnya.
‘’Sebut saja orang mau membeli kain dengan harga murah, tidak harus ke Pasar Turi Surabaya, tetapi bisa ke Batu. Selain itu potensi wisatawan yang besar juga harus menjadi pangsa pasar tersendiri bagi para pedagang,’’ tambahnya.
Pembangunan pasar, kata dia, semata-mata berpihak kepada warga Batu khususnya para pedagang. Masalahnya semua pesaing sekarang ini, sudah berbenah baik dalam pelayananan hingga kenyamanan. Jika Pasar Batu tidak segera berbenah, tentu akan makin ditinggalkan konsumen.
‘’Plasa Batu saja siap berbenah karena manajemen sudah mengajukan izin. Jika semua pusat-pusat perekonomian berbenah sementara Pasar Batu tidak berbenah, pasti akan tertinggal. Belum lagi serbuan minimarket-minimarket juga terus meningkat,’’ tambahnya.
Soal investor yang akan membangun Pasar Batu, kata dia, menjadi hal positif. Jika pembangunan harus menggunakan dana APBD, Pemkot tentu tidak akan sanggup. Pembangunan pasar seluas empat hektar itu, akan menghabiskan anggaran Rp 150 M, padahal APBD Kota Batu hanya senilai Rp 400 M.
Menurutnya, investor yang bergerak dalam pembangunan pasar jumlahnya tidak seberapa. Mereka pasti membutuhkan jangka waktu yang lama, untuk mengembalikan investasinya. Investor cenderung lebih memilih pembangunan ruko atau mall, karena investasi bisa kembali dalam waktu dua atau tiga tahun.
‘’Kalau investor itu beli tanah dan langsung dibangun mall, apakah kondisi itu tidak semakin mematikan pasar. Syukur para investor masih mau membangun pasar,’’ katanya. (feb/lyo)

Sabtu, 05 Juni 2010

Pemerintah Baru Bangun Dua Pasar

TEMPO Interaktif, Jakarta - Realisasi anggaran untuk pembangunan pasar masih minim. Realisai anggaran pembangunan pasar tercatat 0,76 persen dari pagu Rp 30 miliar. Rencananya, dengan anggaran tersebut Kementerian Perdagangan akan membangun 14 pasar.

"Sampai pekan keempat Mei, realisasi masih rendah," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam Rapat Kerja dengan Komisi Perdagangan dan Perindustrian Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Kamis (3/6).

Hingga kini baru dua pasar yang dimulai pembangunan fisiknya. Dua pasar itu adalah Pasar Lasusua, Kolaka, Sulawesi Tenggara; dan Pasar Tavanjuka, Palu, Sulawesi Tengah. "Saat ini, sebagian besar proses pembangunan masih dalam tahap tender," kata Mari Elka yang yakin pembangunan keseluruhan pasar sesuai jadwal.

Gagalnya pemerintah dalam merealisasikan anggaran pembangunan pasar sangat disayangkan. Padahal dalam program 100 hari Kabinet Indonsia Bersatu II, Kementerian Perdagangan ingin berusaha secara konsisten melaksanakan upaya revitalisasi pasar tradisional yang dapat berdampak bagi daerah.

Revitalisasi pasar diharapkan mencipatakan ketersediaan pasokan komoditas pertanian, peningkatan kualitas produk dan daya saing produk, meningkatkan kelancaran distribusi dan pemasaran barang terutama bahan kebutuhan pokok masyarakat, serta mendorong pemberdayaan petani serta kelompok tani dan UMKM.