Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Pemerhati dan pelaku pembangunan ulang Pasar tradisional. Ya, itulah saya, yang 5 tahun terakhir konsen untuk mendedikasikan aktivitas bisnis dan Grup usaha dalam rangka melayani pedagang tradisional untuk mendapatkan haknya kembali menikmati Pasar Tradisional yang bersih, nyaman dan aman, layaknya Pasar Modern lainnya. Mereka bisa, seharusnya PASAR TRADISIONAL juga BISA!!!!!!! ITQONI GROUP sudah membuktikannya DUA KALI!!!!

Sabtu, 19 Juli 2008

Mendag Puji Pengelolaan Pasar Modern BSD

SERPONG, SABTU - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu memuji pengelolaan pasar tradisional yang dikemas modern dan profesional di BSD City, Tangerang, Banten. Pasar tradisional ini mampu memikat banyak warga untuk bebelanja meskipun di sekitar pasar terdapat enam ritel raksasa.

"Namun, pasar tradisional yang modern atau pasmo BSD ini tetap hidup dan selalu ramai. Pemerintah daerah di berbagai kota di Indonesia patut mencontoh pengelolaan Pasmo BSD," kata Mari seusai mengunjungi pasar ini, Sabtu (19/7). Hadir antara lain Wakil Bupati Tangerang Rano Karno dan Direktut PT BSD Soegito Hartanto.

Menurut Mari Pangestu, dalam dua tahun terakhir ini, setiap kali bertemu dengan pengurus asosiasi pasar, dia sering mengingatkan agar pasar-pasar tradisional direvitalisasi dan dikelola dengan profesional. Departemen Perdagangan memiliki buku pedoman pengelolaan pasar tradisional sebagai buku pegangan bagi pemda.

"Sebenarnya biaya bukan menjadi kendala. Yang terutama adalah komitmen pemerintah melakukan revitalisasi pasar. Kalaupun dana tersedia, pasar tradisional harus dapat dikelola dengan profesional dan dijaga baik. Pemda harus memberikan insentif kepada pengembang yang membangun pasar tradisional seperti di BSD ini. Sebab retribusi dari pasar tradisional cukup besar kontribusinya bagi Pendapatan Asli Daerah," kata Mari.

Dalam waktu dekat, Departemen Perdagangan mengeluarkan pedoman mengelola pasar tradisional yang baik dengan memerhatikan lingkungan sosial ekonomi sekitarnya. "Kami punya dana untuk revitalisasi pasar dan harus ikuti pedoman yang sudah disusun," kata Mari Pangestu.

Mari menambahkan, data-data menunjukkan, 60 persen masyarakat berbelanja di pasar tradisional atau 26 kali dalam satu bulan. Yang penting, frekuensi orang berbelanja di pasar tradisional tidak berkurang. "Saya sendiri minimal seminggu sekali berbelanja di pasar tradisional, baik memantau perkembangan harga maupun membeli bahan kebutuhan sehari-hari," katanya.

Potensi pasar tradisional di Indonesia, menurut Mari, sangat besar. Tercatat 12,6 juta tenaga kerja terserap di sektor ini atau sekitar 10 persen dari jumlah tenaga kerja nasional.

"Pasar tradisional bukan sekadar tempat berbelanja, tetapi juga menjadi pasar wisata. Seperti di Pasar Modern BSD ini, pada malam hari menjadi lokasi wisata kuliner, tempat orang mencari makan. Yang seperti ini yang harus dikembangkan," kata Mari Pangestu.

Diingatkan, peran pemda merevitalisasi pasar tradisional sangat besar dan pemda bertanggung jawab untuk melakukan tugas ini dengan dana APBD. Departemen Perdagangan memiliki dana irevitalisasi pasar tradisional. Tahun lalu, dikucurkan dana Rp 80 miliar untuk merevitalisasi 80 pasar. Tahun 2008, disediakan dana Rp 112 miliar untuk merevitalisasi 104 pasar tradisional di seluruh Indonesia.

Wakil Bupati Tangerang Rano Karno menambahkan, Pemkab Tangerang baru saja membentuk perusahaan daerah pasar. "Tahun 2009 akan dibangun pasar tradisional baru dengan standar seperti pasar tradisional dengan kemasan modern seperti di BSD ini," kata Rano Karno

Selasa, 08 Juli 2008

NPL Pedagang Pasar Tradisional Rendah

JAKARTA - Wakil Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk Jos Luhukay menyatakan tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) para pedagang pasar tradisional cenderung rendah. Atas dasar itu perseroan akan meningkatkan pengucuran kredit melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) hingga Rp11 triliun pada tahun 2008.

"Di DSP Bumi Serpong Damai (DSP) NPL para pedagang hampir 0 persen. Para pedagang sangat tertib dalam mengangsur dan malu kepada sesama bila ada tunggakan yang belum diselesaikan," ujar Jos di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Jos menuturkan perputaran uang di pasar tradisional sangat cepat sehingga tidak menimbulkan kesulitan bagi para pedagang untuk memenuhi kewajibannya. Hasilnya tingkat NPL selalu rendah dan terjaga. Atas dasar itu Danamon akan ekspansif dalam mengucurkan kredit kepada para pedagang pasar tradisional di seluruh Indonesia. Pada tahun ini perseroan menargetkan kredit hingga Rp11 triliun pada tahun 2008 melalui DSP.

"Untuk kepentingan itu, kami akan merevitalisasi pasar tradisional yang saat ini sudah mencapai 2.100 pasar. Selain itu akan merekrut 8.500 bankir untuk mengelola Danamon Simpan Pinjam," tegas Jos.

Menurut Jos selama semester I/2008, penyaluran kredit DSP telah mencapai Rp9,5 triliun mencakup 452.000 pedagang di seluruh Indonesia dengan rentang kredit dari Rp2,5 juta hingga Rp500 juta. Suku bunga kredit yang diberikan 1 persen sampai 2,5 persen per bulan dan perseroan belum melakukan penyesuaian terhadap suku bunga acuan BI Rate. Untuk menjangkau nasabah lebih banyak, Danamon menargetkan bisa membentuk 1.200 unit pelayanan atau jaringan hingga akhir tahun, yang saat ini baru mencapai 950 unit.

Kontribusi DSP terhadap pendapatan Danamon, lanjut Jos cukup tinggi yaitu 16 persen sampai 20 persen. Hingga akhir tahun pertumbuhan kredit Danamon secara total ditargetkan mencapai 22 persen (YoY). Bahkan hingga pertengahan tahun pertumbuhan kredit telah mencapai 32 persen.

Secara bersamaan perseroan melakukan kegiatan revitalisasi pasar tradisional di seluruh Indonesia. Sebanyak 717 pasar tradisional di 25 provinsi secara serentak melakukan bersih-bersih pasar. Museum Rekor Indonesia (MURI) memberikan ganjaran sebagai bersih-bersih pasar terbanyak yang dilakukan dalam satu hari. Acara bersih-bersih pasar ini dilakukan sebagai pencanangan Hari Pasar Bersih Nasional yang diresmikan oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu di pasar tradisional modern Bumi Serpong Damai Tangerang, akhir pekan, kemarin.

Lebih dari 7.000 karyawan jaringan kantor cabang Danamon Simpan Pinjam (DSP) ikut berpartisipasi membersihkan pasar tradisonal dalam program "Pasarku Bersih, Sehat, Sejahtera". Bank Danamon mendanai acara bersih pasar tersebut sebesar Rp5,3 miliar. Acara bersih pasar ini melibatkan pemerintah daerah setempat, swasta dan komunitas pasar dalam merevitalisasi pasar tradisional. 

Mari Pangestu berharap acara pencanangan Hari Pasar Bersih Nasional bisa memacu para pengelola pasar tradisional yang selama ini memiliki imej tidak bersih. Ada tiga kunci utama dalam melihat pasar tradisional yaitu bersih, sehat dan sejahtera. Selain itu hari pasar nasional seharusnya bisa berlangsung setiap hari. 
(Tomi Sujatmiko/Sindo/mbs)