Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Pemerhati dan pelaku pembangunan ulang Pasar tradisional. Ya, itulah saya, yang 5 tahun terakhir konsen untuk mendedikasikan aktivitas bisnis dan Grup usaha dalam rangka melayani pedagang tradisional untuk mendapatkan haknya kembali menikmati Pasar Tradisional yang bersih, nyaman dan aman, layaknya Pasar Modern lainnya. Mereka bisa, seharusnya PASAR TRADISIONAL juga BISA!!!!!!! ITQONI GROUP sudah membuktikannya DUA KALI!!!!

Senin, 22 Februari 2010

PASAR TRADISIONAL: Pedagang Pasar Minta Akses ke Pemasok Besar

JAKARTA. Perusahaan ritel asal Perancis menggelar pelatihan bagi pedagang pasar tradisional di beberapa titik di Jakarta. Terkait dengan hal tersebut, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran menilai ada hal yang lebih mendesak untuk dilakukan dalam waktu dekat.

Hal mendesak yang menjadi kebutuhan para pedagang pasar tradisional tersebut adalah akses berdagang. "Pedagang pasar membutuhkan akses untuk bisa mendapatkan barang dari pemasok besar," kata Ngadiran, Senin (22/2).

Menurut Ngadiran, selama ini pedagang kecil hanya memiliki akses pasokan dari pedagang kecil. Sehingga, harga yang didapat pun menjadi lebih besar dibandingkan harga yang didapat peritel besar dari pemasok besar. Akibatnya pedagang kecil level pasar maupun warung-warung di kawasan pemukiman menjadi kalah bersaing.

"Kalau jualan dengan margin yang proporsional pasti kalah dengan ritel yang jual lebih murah, kalau jual murah agar konsumen tertarik bisa rugi sendiri," cetus Ngadiran.

Ngadiran mengatakan, kondisi pedagang kecil yang harus bersaing dengan pedagang besar membuat persaingan menjadi tidak sehat. Ia mencontohkan, selain soal harga pedagang pasar kalah bersaing dalam hal kenyamanan. Tidak heran konsumen pun cenderung pergi ke ritel besar untuk membeli produk yang sama namun dengan harga yang lebih murah itu.

Belum lagi perlakuan pembayaran oleh pemasok yang tidak seimbang. Menurut Ngadiran, peritel besar bisa mendapatkan kemudahan pembayaran kepada pemasok dengan siklus tertentu, sementara pedagang kecil harus selalu membayar secara langsung. "Kami juga membutuhkan keberpihakan dalam hal itu," ucap Nadiran.

Karenanya selain memberikan pelatihan usaha, Ngadiran juga mendesak kepada Carrefour untuk memberikan akses pedagang kecil untuk mendapatkan barang dari pemasok besar. "Tidak cukup hanya soal higenis yang dibahas, yang lebih mendesak adalah bagaimana mendapat barang dengan harga yang bersaing," tandasnya.

Kamis, 04 Februari 2010

7 Pasar Tradisional Bakal Direnovasi

BOGOR (Pos Kota) – Tujuh Pasar Tradisional di Kota Bogor bakal direnovasi. Selanjutnya direvitalisasi menjadi Pasar Modern. Alasannya, karena selama ini ketujuh pasar tersebut dinilai kumuh dan tidak nyaman bagi masyarakat saat berbelanja.
Rencana revitalisasi ke tujuh pasar itu disampaikan Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pakuan Jaya Kota Bogor yang baru dilantik Jumat (5/2), Rajab Tampubolon.
Menurut Rajab, program utama yang akan dilakukan oleh jajarannya adalah melakukan revitalisasi pasar tradisional yang saat ini kondisinya kumuh.
“Itu program prioritas pertama yang kami lakukan. Pembersihan sampah juga menjadi skala prioritas kerja kami. Alasannya, agar pasar terlihat bersih da rapi,” kata Rajab usai dilantik oleh Walikota Bogor, Diani Budiarto diruang Rapat 1 Balaikota Bogor.
Tujuh Pasar Tradisional yang akan akan direvitalisasi adalah Pasar Padasuka, Pasar Anyar, Pasar Warung Jambu, Pasar Sukasari, Pasar Bogor, Pasar Gunung Batu, dan Pasar Merde.
Ditambahkan, ketujuh pasar tradisional ini perlu diperbaiki konsep pelayanannya, agar pembeli lebih merasa nyaman berbelanja. Sistim transportasi juga akan ditata ulang, agar tidak terjadi kemacetan.
”Jika sistem transportasi tidak baik, maka akan berdampak pada lalu lintas orang dan barang dari dan ke pasar akan terhambat,” papar Ketua Kadin ini.
Tentang banyaknya pedagang Kaki-5, Rajab mengatakan, pihaknya akan melakukan konsolidasi dengan dinas terkait penanganan PKL tersebut.
“Setelah kita ketahui jumlah PKL yang ada di lingkungan pasar, kita bisa melakukan penataan dengan mengajak para PKL itu untuk berjualan di dalam pasar,” tandasnya sambil menambahkan, anggaran untuk menunjang programnya ini berasal dari Pemerintah Kota Bogor, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, atau melalui APBN.
Walikota Bogor, Diani Budiarto saat dikonfirmasi terkait anggaran PD Pasar pakuan Jaya mengatakan, terkait masalah tersebut, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Direksi PD Pasar Pakuan Jaya.
“Kalau anggaran dari kita, maka dipastikan anggaran buat kebutuhan lainnya, bisa tidak tercapai. Keuangan PD Pasar Pakuan Jaya seharusnya berasal dari swasta bukan PNS,” katanya