Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Pemerhati dan pelaku pembangunan ulang Pasar tradisional. Ya, itulah saya, yang 5 tahun terakhir konsen untuk mendedikasikan aktivitas bisnis dan Grup usaha dalam rangka melayani pedagang tradisional untuk mendapatkan haknya kembali menikmati Pasar Tradisional yang bersih, nyaman dan aman, layaknya Pasar Modern lainnya. Mereka bisa, seharusnya PASAR TRADISIONAL juga BISA!!!!!!! ITQONI GROUP sudah membuktikannya DUA KALI!!!!

Minggu, 30 Mei 2010

Investor Siap Bangun

Pemkot Belum Sediakan Lahan Penampungan Pedagang
BATU - Masuknya PT Panglima Capital Itqoni (PCI) sebagai calon investor yang berminat membangun Pasar Batu disambut gembira Pemkot Batu. Apalagi, pemkot melihat PCI sangat serius untuk menjadi investor.

Keseriusan itu bisa dilihat dari usaha PCI mengumpulkan data dan fakta tentang pasar dalam beberapa minggu ini. "Konsep yang ditawarkan PT Panglima ini bagus, karena mereka juga menyerap aspirasi pedagang secara langsung," jelas Eko Suhartono, Kabag Humah Pemkot Batu.

Menurut dia, pemkot akan memfasilitasi jika memang rencana dari investor itu juga disetujui oleh pedagang. Tetapi, untuk proses negosiasi dengan pedagang, pemkot tidak ikut campur jika pihak PT merasa sudah mampu berkomunikasi sendiri. Yang jelas, konsep yang dipaparkan PCI di Hotel Klub Bunga, Rabu (26/5) lalu, kepada para kepala SKPD (satuan kerja perangkat daerah), kepala desa, dan wali kota dinilai sangat bagus.

Konsep itu tidak menghilangkan kesan sebagai pasar tradisional yang telah ada saat ini. Walau kesan tradisional masih kuat, namun modelnya lebih dipermodern. Mantan Camat Bumiaji tersebut menambahkan, rencana pemkot membangun pasar salah satu tujuannya memang memajukan pasar.

Eko menjelaskan, jika pasar jadi dibangun, pemkot akan menyiapkan lahan penampungan sementara bagi pedagang. Namun, hingga saat ini, terangnya, lokasi yang akan dijadikan penampungan masih belum dibahas pemkot.

Sementara itu, PCI terus melakukan sosialisasi dan pemahaman kepada pedagang. Pihak PT ingin menemui satu persatu pedagang pasar untuk menyerap masukan mereka. Selain itu, tiap pedagang yang resmi akan didata dan dipotret untuk memastikan keberadaannya.

Irwan Khalis, direktur PT PCI mengatakan, pembangunan pasar bisa dilakukan jika semua pedagang sudah sepakat dan siap. Artinya, jika dalam waktu dekat bisa menyepakati, pembangunan pasar juga bisa segera dimulai. Namun, jika pedagang masih sulit, maka bisa saja lebih lama "Intinya saat ini kami sudah siap," tegas Irwan. (lid/fir)

Keluhan Pedagang Dipahami Investor

BATU –Pemkot Batu plus investor, tidak akan membangun Pasar Batu jika tanpa memikirkan permasalahan yang sedang dihadapi para pedagang. Pembangunan pun akan dilakukan, bila berbagai pihak termasuk pedagang sudah benar-benar siap.
Direktur PT Panglima Capital Itqoni (PTPCI), Irwan Khalis menyebut bahwa setiap pasar yang akan dibangun pasti punya persoalan. Karena itu pihaknya selaku calon investor pembangunan pasar di Jalan Dewi Sartika ini, terus berusaha masuk ke pedagang untuk mengetahui persoalan mereka. Persoalan itulah, yang akan dicarikan solusi sebelum pembangunan dilaksanakan.‘’ Kami sudah bertemu sekaligus dialog dengan pedagang, untuk mengetahui kondisi di lapangan. Dalam pertemuan itu tidak hanya kami lakukan sekali, dan pertemuan selanjutkan akan terus kami itensifkan,’’ ungkapnya kepada Malang Post.
Masalah yang dihadapi pedagang Pasar Batu, diakui cukup komplek karena tidak hanya menyangkut soal penampungan saat pembangunan pasar berlangsung, namun juga sepinya pembeli. Maupun banyaknya pedagang yang masih punya tunggakan di bank, serta persoalan perwajahan pasar yang kian semrawut.
Calon investor itu, dalam pertemuan memang sengaja tidak mau dengan satu orang atau per orang pedagang. Melainkan mereka langsung masuk, dan harus bertemu dengan semua pedagang. Bahkan, investor juga melakukan pedataan berapa jumlah termasuk mengambil gambar pedagang masupun bedak mereka.
Pendataan berguna sebagai jaminan pedagang, yang nantinya untuk mendapatkan bedak dengan lokasi sejenis. Pendataan tentunya juga berguna menggali jumlah pedagang tetap, sehingga tidak ada pedagang yang tiba-tiba masuk saat pembangunan sudah dimulai.
‘’ Kami menyadari sebagian besar pedagang, masih memiliki masalah tunggakan di bank. Jika penunggak kelas kakap saja ada solusinya, apakah kalangan UKM pasar ini tidak memiliki solusi ? Saya kira tetap ada. Dan yang saya tangkap, tunggakan pedagang itu rata-rata adalah bunga bank,’’ tambah calon investor asal Jakarta ini.
Menyangkut penampungan sementara, investor juga memikirkan soal itu. Dan investor akan meminta rekomendasi dari Pemkot, untuk memberikan alternatif lokasi-lokasi mana yang bisa dijadikan penampungan.
Sementara itu Ketua Himpunan Pedagang Pasar (HPP) Batu, Mufid tetap berpendapat bahwa pembangunan dengan sistem rombak total itu, sebenarnya bukan semata-mata menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan yang dialami kalangan pedagang.
Persoalan Pasar Batu, tambah dia, sebenarnya hanyalah pada kosmetik atau perwajahan. Untuk memperbaikinya, tidak perlu dibangun total, melainkan cukup seperlunya. Pembangunan itu bisa dilakukan blok per blok, dengan memperhatikan blok mana yang sangat mendesak. (feb/lyo)

Jumat, 28 Mei 2010

Pedagang Persoalkan Penampungan (MALANG POST)

BATU– Pedagang Pasar Besar Batu melalui Ketua Himpunan Pedagang Pasar (HPP) Mufid, minta konsep matang dari calon investor yang berencana membangun pasar di Jalan Dewi Saritika itu. Konsep tersebut utamanya menyangkut lokasi sementara, yang digunakan berdagang selama pembangunan berlangsung, sekaligus adanya jaminan perbaikan nasib.
Mufid juga membenarkan, bahwa memang para pedagang sudah mendapatkan sosialisasi dari calon investor PT Panglima Capital Itqoni (PTPCI). ‘’Mereka (manajemen PTPCI) memang sudah masuk ke Pasar Batu untuk sosialisasi. Namun kami belum melihat tawaran konsep yang matang,’’ ungkap Mufid kepada Malang Post, kemarin.
Kakak kandung aktivis kemanusiaan almarhum Munir ini menyebutkan, calon investor juga belum berani memberikan solusi terkait permasalahan pedagang hingga rencana panjang pembangunan. Apalagi tentunya dengan konsep yang ditawarkan, investor pasti akan melakukan merombak total bangunan pasar yang ada.
Ketika ada perombakan, pedagang pasti membutuhkan tempat penampungan agar bisa tetap berjualan. Sayangnya, calon investor belum menyebutkan lokasi mana yang akan dijadikan penampungan selama pembangunan berlangsung.
Untuk pembangunan itu, paling tidak investor butuh waktu sekitar satu tahun. Sementara pedagang juga memerlukan aktivitas untuk menghidupi keluarga. ‘’Lalu dimana lokasi sementara untuk penampungan? Juga belum jelas,’’ ujarnya.
Menurutnya, penampungan pedagang bukanlah persoalan sepele. Sedangkan
Kota Batu, tidak memiliki lahan yang luas untuk lokasi berjualan sekitar 2000 orang pedagang.
‘’Belum lagi persoalan pedagang, yang masih punya tunggakan di Bank Jatim, karena pembangunan pasar sebelumnya. Jika investor tetap mengedapankan pasar tradisional, lalu apa jaminanya. Saya kira pembangunan total tidak perlu dilakukan, melainkan cukup pembangunan dari blok ke blok lainnya, dengan menyesuaikan kebutuhan ?’’ tambahnya. (feb/lyo)

Kamis, 27 Mei 2010

Pasar Batu Dilengkapi SPBU


Investor Sosialisasi Kedepankan Pasar Tradisional
BATU – Pematangan rencana pembangunan Pasar Besar Batu (PBB), kini memasuki tahapan baru. Yakni, calon investor telah melakukan pemaparan dan siap melakukan pembangunan di salah satu jantung perekonomian di Kota Wisata ini. Investor yang sudah mulai menyampaikan sosialisasi kepada para pedagang itu, adalah PT Panglima Capital ITQoni (PTPCI) asal Jakarta.
Presentasi dilakukan langsung oleh Direktur Irwan Khalis di Hotel Klub Bunga, Rabu (26/5) malam. Hadir dalam kesempatan itu, Wali Kota Batu Eddy Rumpoko, Kepala SKPD, Camat, Kepala Desa/Kades se-Kota Batu, anggota Kadin, PHRI dan 13 orang anggota DPRD.
‘’ Prinsipnya, nanti kami tetap mempertahankan pasar tradisional sebagai ikon pasar. Kami justru ingin meningkatkan performa, sehingga kondisi pasar akan makin ramai pengunjung, yang tentunya akan meningkatkan kesejahteraan pedagang,’’ ungkap Irwan Khalis Direktur PTPCI kepada Malang Post.
Investor yang sudah membangun Pasar Johar Semarang, ini sudah memiliki konsep awal untuk pembangunan pasar. Pihaknya tidak mengedepankan supermarket atau pasar modern maupun hotel berbintang. Sebaliknya, mereka akan menambah beberapa fasilitas yang dapat menjadi kunci pengunjung atau wisatawan berkunjung ke pasar.
Salah satu fasilitas yang harus ada, tak lain rest area untuk parkir bus atau kendaraan pribadi wisatawan. Dari rest area itu, wisatawan langsung bisa turun ke pasar untuk belanja barang-barang kebutuhan hingga soal souvenir.
Fasilitas lain selain rest area, adalah pom bensin atau SPBU dan masjid, yang lokasinya direncanakan di bagian paling barat (pasar sayur). Dua fasilitas tersebut, tentunya akan makin mengundang bus-bus mau masuk ke kawasan pasar.
Bangunan pasar akan terbagi menjadi beberapa lokasi untuk retail, buah, sayur dan pelengkap. Antar bangunan, akan dipisahkan dengan jalan selebar delapan meter. Jalan tersebut juga berfungsi sebagai lahan parkir, sehingga truk-truk yang mengambil buah atau sayuran tidak perlu terlalu jauh.
‘’Pada baian depan pasar, dilengkapi beberapa green house untuk display bunga. Jika nantinya pengunjung membutuhkan bunga dengan jumlah lebih banyak, mereka bisa mengambil ke pusat-pusat penjualanm seperti di Desa Sidomulyo. Makanya kami nanti harus memiliki data base bunga, dan sebagian di display pada green house,’’ katanya sembari menambahkan bangunan akan terdiri dari dua lantai dilengkapi jembatan penghubung dengan terminal.
Sedangkan bangunan pelengkap, akan difungsikan sebagai stan penjualan bunga, kuliner sampai kios souvenir. ‘’Kami akan memberi garansi, bahwa pedagang lama tetap akan mendapatkan tempat dengan harga jual lebih terjangkau,’’ tambahnya. (feb/lyo)