Pemerintah mencanangkan gerakan pasar sehat untuk mencegah penyebaran penyakit dan masalah kesehatan lain yang terkait dengan kebersihan bahan makanan.
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih meresmikan pelaksanaan gerakan itu pada puncak peringatan Hari Kesehatan Sedunia di Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten, Minggu, demikian siaran pers yang diterima Antara dari Pusat Komunikasi Publik Kementerian Kesehatan. Pada kesempatan itu Menkes mengatakan gerakan pasar sehat merupakan bagian dari upaya penanganan masalah kesehatan di perkotaan. Menurut dia, masalah kesehatan di perkotaan lebih kompleks dan beragam karena merupakan gabungan antara masalah kesehatan konvensional dan modern, baik dari aspek medis maupun masalah kesehatan masyarakat. Penduduk perkotaan harus berhadapan dengan masalah kesehatan konvensional seperti penyakit infeksi dan menular, kurang gizi, dan penyakit yang terkait dengan lingkungan buruk serta masalah kesehatan modern semacam penyakit degeneratif, kelebihan gizi, penyakit kelamin, serta penyalahgunaan napza dan minuman keras. Ia menjelaskan, untuk mengatasi masalah kesehatan perkotaan yang terkait dengan urbanisasi pemerintah pusat mendorong pemerintah daerah menerapkan kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan. Kebijakan itu, menurut dia, antara lain bisa direalisasikan dengan melaksanakan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB), memperluas Kawasan Tidak Merokok (KTR) di ruang publik, memperluas ruang terbuka hijau dan area olah raga, serta menjalankan gerakan pasar sehat. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama sebelumnya mengatakan gerakan pasar sehat penting mengingat jumlah pasar tradisional di Indonesia mencapai 13.650 pasar dengan sekitar 12,6 juta pedagang. "Jika rata-rata pedagang mempunyai empat anggota keluarga, ada 50 juta orang yang terkait dengan pasar tradisional atau hampir seperempat populasi penduduk Indonesia," katanya. Di samping itu, ia melanjutkan, pasar tradisional memenuhi 60% kebutuhan pangan penduduk. Namun selama ini pasar tradisional dikenal sebagai pasar becek dengan kondisi umum kotor, bau, pengap, panas, dan tidak aman. Saat kasus flu burung merebak, pasar tradisional juga diduga menjadi salah satu tempat dengan risiko penularan flu burung tinggi. Karena itu, badan dunia FAO dan WHO merekomendasikan pelaksanaan gerakan pasar sehat. Tjandra menjelaskan, Kementerian Kesehatan telah menetapkan Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat untuk mewujudkan pasar yang bersih, nyaman, aman dan sehat oleh masyarakat secara madiri. Menurut pedoman tersebut, sebuah pasar sehat harus memiliki infrastruktur yang memenuhi syarat kesehatan, dikelola berdasarkan kaidah kesehatan, serta didukung perilaku hidup bersih dan sehat dari para pedagang, pengelola, dan pengunjung |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar