Penjualan produk konsumsi di sektor ritel modern pada kuartal kedua 2010 diprediksi naik 9-10% dibandingkan periode sama 2009.
Retailer Service Director Nielsen Yongky Surya Susilo mengatakan, pertumbuhan tersebut dipicu oleh perbaikan perekonomian yang semakin positif. “Untuk penjualan di ritel modern pada kuartal kedua dibandingkan tahun lalu, bisa naik sekitar 9-10%. Hal itu menyusul asumsi perekonomian makro yang mulai membaik,” kata Yongky kepada Investor Daily di Jakarta, akhir pekan lalu.
Dia menambahkan, penjualan produk konsumsi di ritel modern selalu menunjukkan pertumbuhan dua digit. Hal itu membuktikan, sektor ini belum mencapai titik jenuh.
Secara terpisah, Ketua Pelaksana Harian Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta optimistis, perkiraan pertumbuhan 15-20% ritel modern sepanjang 2010 dapat tercapai. Pihaknya, jelas dia, mengacu pada asumsi-asumsi perekonomian makro dan memperkirakan pertumbuhan ritel selalu di atas ekonomi nasional.
“Untuk kuartal kedua, kinerja penjualan semakin membaik. Hal itu juga dipengaruhi oleh ekonomi makro, kestabilan politik, dan inflasi. Prediksi naik 15-20% tahun ini bisa tercapai,” kata Tutum saat dihubungi Investor Daily.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman memperkirakan, penjualan produk makanan dan minuman (mamin) olahan naik sekitar 10% dibandingkan kuartal kedua 2009.
“Angka itu pertumbuhan total di sektor ritel modern dan tradisional. Kenaikan dipicu oleh perekonomian yang semakin membaik serta dampak positif Permendag 56/2008 yang mengatur produk impor. Sehingga, penjualan produk konsumsi semakin terkontrol baik,” kata Adhi kepada Investor Daily.
Pasar Tradisional Terpangkas
Sementara itu, Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional Seluruh Indonesia (Appsi) Ngadiran memperkirakan, penjualan produk konsumsi di pasar tradisional justru menurun. Pasalnya, tutur dia, konsumen pasar tradisional didominasi oleh masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah.
Menurut dia, kondisi pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mengancam buruh serta gangguan cuaca yang merugikan petani dan nelayan semakin memangkas pendapatan masyarakat dari kelas ekonomi tersebut. “Penurunan penjualan bisa lebih tinggi, atau bisa juga sedikit. Tergantung kondisi ekonomi masyarakat kelas kecil. Saya prediksi, penjualan pedagang di pasar tradisional akan turun 4-8%, atau mungkin lebih dari 10%,” kata Ngadiran.
Dengan kondisi itu, lanjut Ngadiran, porsi pasar tradisional di sektor ritel nasional akan semakin tergerus dari level saat ini berkisar 67-68%
Mengenai Saya
- Irwan Khalis
- Jakarta, Indonesia
- Pemerhati dan pelaku pembangunan ulang Pasar tradisional. Ya, itulah saya, yang 5 tahun terakhir konsen untuk mendedikasikan aktivitas bisnis dan Grup usaha dalam rangka melayani pedagang tradisional untuk mendapatkan haknya kembali menikmati Pasar Tradisional yang bersih, nyaman dan aman, layaknya Pasar Modern lainnya. Mereka bisa, seharusnya PASAR TRADISIONAL juga BISA!!!!!!! ITQONI GROUP sudah membuktikannya DUA KALI!!!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar