Batu (beritajatim.com) - Pembangunan Pasar Besar Kota Batu yang rencananya akan digarap oleh PT Panglima Capitalitqoni (PTPCI) Jakarta� terus menuai protes dari berbagai kalangan.
Baik protes dari para pedagang sendiri maupun dari pihak lembaga dewan setempat. Protes dari lembaga dewan disampaikan langsung oleh ketua DPRD Kota Batu Suliadi.
Menurutnya, dewan sendiri tidak mempersoalkan pembangunan Pasar Besar Kota Batu. "Asal pihak investor tidak merugikan para pedagang yang ada," katanya.
Suliadi menegaskan, bahwa pihaknya tidak pernah diajak komunikasi dan koordinasi dalam rencana pembangunan Pasar Besar itu. Baik oleh calon investor, maupun oleh pihak eksekutif. "Mendengar nama PT Panglima Capitalitqoni (PTPCI) saja baru sekarang, apalagi diajak koordinasi,"akunya.
Yang jelas kata politisi dari PDIP ini, secara formal, lembaga dewan tidak pernah didatangi, diajak bicara terkait pembangunan pasar besar Kota batu itu.
"Hanya, seingat saya, dewan pernah diundang oleh calon investor dalam acara sosialisasi, langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh PT Panglima Capitalitqoni (PTPCI). Secara formal tidak ada komunikasi,” tegasnya.
Lebih lanjut Suliadi menjelaskan, seharusnya, pihak calon investor itu harus banyak melakukan sosialisasi kepada pedagang dan pihak instansi terkait seperti Himpunan Pedagang Pasar (HPP).
Agar pedagang dan semua instansi terkait dapat memahami secara utuh rencana pembanguanan pasar itu. Dari temuan anggota dewan dilapangan, rencana pembangunan pasar besar yang rencananya akan menelan biaya senilai Rp 150 Miliar, yang akan diambilkan dari dana APBN ini banyak ditolak para pedagang.
"Tetapi, tidak sedikit pedagang yang menerimanya. Kalau saya secara tegas, tidak masalah dibangun, asal tidak merugikan pedagang,” tegasnya lagi.
Selain itu, Suliadi juga menyampaikan bahwa dewan tidak banyak menyikapi rencana pembangunan pasar itu, bukan karena tutup mata. Tetapi memang karena tidak diajak komunikasi oleh investor dan eksekutif.
"Dewan sebagai wakil rakyat, tetap akan selalu memperjuangkan rakyat," ujarnya.
Protes kepada pihak calon investor akibat kurangnya komunikasi dan koodinasi dengan lembaga dewan juga disampaikan ketua Komisi B Hari Purwanto. "Harapan saya pihak calon investor harus mengkomunikasikan secara utuh dengan lembaga dewan. Sosialisasinya kepada para pedagang harus optimal. Begitu juga dengan pihak Himpunan Pedagang Pasar (HPP)," katanya.
Seperti diberitakan beritajatim.com sebelumnya, calon investor mengaku tidak melakukan langkah mundur meski ada penolakan dari sejumlah pedagang. Pihaknya tetap melakukan sosialisasi sehingga pembangunan tetap bisa dilakukan segera.
"Tidak apa-apa. Jika ada pedagang melakukan penolakan hingga melakukan langkah-langkah pengumuman investor tidak boleh masuk, itu adalah hak mereka," ungkap Irwan Khalis, Direktur PT Panglima Capitalitqoni (PTPCI).
Jika pedagang langsung setuju ketika ada investor masuk, hal itu adalah luar biasa. ‘’Kalau semua langsung setuju, itu namanya mukjizat. Jadi, kami harus bersabar dalam menawarkan konsep rencana pembangunan pasar besar di Kota Batu ini,’’ terangnya.[ain/ted
Mengenai Saya
- Irwan Khalis
- Jakarta, Indonesia
- Pemerhati dan pelaku pembangunan ulang Pasar tradisional. Ya, itulah saya, yang 5 tahun terakhir konsen untuk mendedikasikan aktivitas bisnis dan Grup usaha dalam rangka melayani pedagang tradisional untuk mendapatkan haknya kembali menikmati Pasar Tradisional yang bersih, nyaman dan aman, layaknya Pasar Modern lainnya. Mereka bisa, seharusnya PASAR TRADISIONAL juga BISA!!!!!!! ITQONI GROUP sudah membuktikannya DUA KALI!!!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
http://m.beritajatim.com/detailnews.php/6/Politik_&_Pemerintahan/2010-06-18/66743/DPRD_Kota_Batu_Protes_Calon_Investor_Pembangunan_Pasar
Posting Komentar