Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, Indonesia
Pemerhati dan pelaku pembangunan ulang Pasar tradisional. Ya, itulah saya, yang 5 tahun terakhir konsen untuk mendedikasikan aktivitas bisnis dan Grup usaha dalam rangka melayani pedagang tradisional untuk mendapatkan haknya kembali menikmati Pasar Tradisional yang bersih, nyaman dan aman, layaknya Pasar Modern lainnya. Mereka bisa, seharusnya PASAR TRADISIONAL juga BISA!!!!!!! ITQONI GROUP sudah membuktikannya DUA KALI!!!!

Kamis, 29 Juli 2010

Aprindo dukung revitalisasi pasar tradisional

JAKARTA (Bisnis.com): Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mendukung revitalisasi pasar tradisional.

"Kami mengharapkan pasar tradisional dibuat seperti pusat belanja, agar bisa menarik konsumen datang belanja," katanya kepada Bisnis.com, hari ini.

Selain itu, lanjutnya, pengaturan pedagang juga harus dilakukan agar tak semerawut seperti saat ini sehingga ke depannya pasar tradisional memiliki tata letak yang rapi dan bersih.

Dia menambahkan pengelolaan pasar tradisional semestinya melakukan pembenahan terutama dengan belajar ke luar negeri seperti di Thailand.

"Pasar tradisional di Thailand itu seperti pasar pariwisata, bersih, dan rapi. Bahkan ada yang seperti foodcourt [menjual makanan dengan dinikmati di tempat]," ujarnya.

Dia berharap pedagang di pasar tradisional bersama pengelola lebih sadar soal kebersihan.(yn)

Kadin: Pasar tradisional serap 35 juta pekerja

AKARTA (Bisnis.com): Wakil Ketua Umum Bidang Investasi dan Perhubungan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Chris Kanter mengatakan pasar tradisional telah menyerap tenaga kerja secara langsung sebanyak 35 juta orang.

Sementara itu, lanjutnya, jumlah pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang berjualan di pasar tradisional mencapai 12,5 juta orang.

“Pasar tradisional memiiki peran strategis sebagai pusat kebutuhan barang masyarakat,” katanya, hari ini.

Melihat peran strategis tersebut, menurut dia, dibutuhkan peran sejumlah asosiasi, termasuk Kadin, untuk membantu mencarikan solusi terkait permasalahan yang kerap terjadi.

“Untuk itu kami butuh berdialog dengan pelaku pedagang pasar dan pengelola pasar [tentang] bagaimana langkah ke depannya supaya tetap bisa bersaing,” ujarnya.(er)

Senin, 05 Juli 2010

Soal Revitalisasi Pasar Tradisional, Pemerintah Angkat Tangan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan pemerintah pusat angkat tangan soal renovasi pasar tradisional yang tersebar di seluruh Indonesia. Menurut Mari, tugas merevitalisasi 2 juta unit pasar tradisional itu adalah tugas pemerintah daerah.

"Dari anggaran kita bantu, tapi pasar sedemikian banyak, tidak mungkin bantu semua," ujarnya saat meninjau Pasar Glodok, Sabtu (4/7).

Pemerintah pusat, kata Mari, hanya akan memberi dana pancingan dan tidak mampu menanggung seluruh biaya revitalisasi pasar yang ada. "Kuncinya di pemerintah daerah dan perusahaan daerah pasar setempat," tambah Mari.

Departemen Perdagangan telah memberikan anggaran stimulus pembangunan 36 unit pasar tradisional di 23 kabupaten dan kota dengan total anggaran sebesar Rp 215 miliar. Menurut Mari, dana itu telah dikucurkan dan sedang dalam proses tender di tingkat daerah. "Kami optimistis sebelum akhir tahun renovasi pasar bisa selesai," katanya.

Sementara itu Direktur Utama Pasar Jaya, Djangga Lubis mengatakan pihaknya telah memperbaiki 59 dari 151 pasar yang ada di DKI Jakarta. "Kami memiliki program hingga 2015 agar semua pasar dalam kondisi baik," kata dia.

Kriteria pasar tradisional yang baik adalah pasar yang memiliki lahan parkir, tempat pembuangan sampah, akses yang terjangkau angkutan umum, ventilasi udara yang baik juga terjaga kebersihan dan keamanannya. Namun, kata Mari yang harus diperhatikan bukan hanya soal fisik bangunan, tapi juga pengelolaan pasar salah satunya tentang pedagangan kaki lima. Menurutnya banyak pedagang yang berada di dalam pasar kalah bersaing dengan pedagang kaki lima yang membua lapak di luar pasar. "Di pasar manapun, pasti ada kaki lima. Bukannya melarang tapi harus diatur," katanya sembari meminta pengelola pasar memberikan tempat bagi pedagang kaki lima.

Sebelumnya hasil riset Nielsen menyatakan pasar tradisional masih menjadi tujuan utama belanja produk segar. Konsumen menghabiskan hampir 50 persen atau sekitar Rp 500 ribu per bulan untuk membeli produk konsumen. Pada 2008, 62 persen konsumen di Jabodetabek belanja daging di pasar, sedangkan di pasar modern hanya 11 persen.

Selain itu pembelian sayur dari gerobak sayur meningkat dari 18 persen ke 20 persen di Jabodetabek. Sebesar 53 persen konsumen berbelanja ikan di pasar basah dan hanya 7 persen yang membeli ikan di pasar modern